Penderitaan yang amat sangat yang dialami Yesus Ketika proses penyaliban menurut ilmu medis. Penelitian ini dilakukan oleh Dr. Truman Davis, yang dipublikasikan dalam majalah New Wine april 1982, diterbitkan dalam jurnal kedokteran Arizona US.
Penyaliban sendiri adalah proses eksekusi paling menyakitkan diantara proses eksekusi mati lainnya. Proses eksekusi dengan salib ini pertama kali mucul masa kekaisaran persia yang kemudian diadopsi oleh kekaisaran romawi. Sesaat sebelum eksekusi mati, Yesus sendiri menolak diberikan anggur yang sering kali anggur ini diberikan kepada terdakwa eksekusi mati sebagai anestasi atau penghilang rasa sakit. dan dikatakannya seperti air aku tercurah, dan segala tulangku terlepas dari sendinya, hatiku menjasi seperti lilin, hancur luluh didalam dadaku.
Sebelum eksekusi mati dengan salib, Yesus mengalami penyiksaan yang sangat menyakitkan, mengerikan dan kematian secara perlahan. Sebelum penyaliban, Yesus mengalami apa yang dinamakan cambukan. Cambuk ini terbuat dari tulang yang ditajamkan dan satu bola besi yang menempel saat diarahkan kepunggung, maka tulang tulang yang tajam ini akan menempel ke daging, dan saat ditarik, daging di tubuhnya akan ikut terangkat.
Di kepalaNya dipasang sebuah mahkota duri berbentuk topi, terbuat dari pohon ziziphus spina christi yang banyak tumbuh di Jerusalem, Duri dari tanaman ini sendiri megandung racun dan menembus tulang kepala Yesus dan juga kulitNya.
Dalam peristiwa yang membuatNya banyak kehilangan darah, Yesus juga mengalami dehidrasi dan dipaksa berjalan berkilo-kilometer sambil memikul beban kayu salibnya yang berat hingga ke bukit golgata.
Yesus tidak minum selama 15 jam, sejak jam enam malam sebelumnya. Yesus telah mengalami pencambukan yang hampir membunuhNya. Dia berdarah diseluruh tubuNya akibat cambukan, mahkota duri, paku dipergelangan tangan dan kakiNya, serta terluka akibat jatuh.
Lalu hingga paku menancap dipergelangan tanganNya, dan kakiNya dimana pusat syaraf berada. bentuk salib yang tidak sesuai dengan bentuk tubuhNya membuat Yesus sulit mempertahankan posisi anatomiNya sehingga menyebabkan sakit yang teramat hebat.
Lutut Yesus tertekuk sekitar empat puluh lima derajat, dan Dia terpaksa menanggung beban berat badanNya dengan otot paha, yang merupakan bukan posisi anatomis. Saat posisi seperti ini, Yesus mengalami keram sangat hebat pada otot dari paha hingga betis.
Dalam beberapa menit dikayu salib, bahu Yesus terkilir karena berat tubuhnya ditanggung oleh kakiNya.
Dari sampel penelitian, kaki dan tangan yesus lebih panjang 9 inchi saat sebelum peristiwa penyaliban, karena saat disalib tangan dan kakinya ditarik paksa hingga tulang lenganNya terlepas dari tulang bahu, dan tulang kakiNya terlepas dari tulang pahaNya. Setelah pergelangan tangan, siku, dan bahu Yesus terkilir, berat tubuh bagian atasNya menyebabkan kontraksi pada otot dadaNya membuatNya sulit bernapas. Untuk bisa bernapas, Yesus harus memaksa tubuhNya secara fisiologis. Untuk bernapas keluar, Yesus harus menekan pada paku dikakinya untuk menaikkan tubuhNya, dan memungkinkan tulang rusukNya bergerak kebawah dan kedalam untuk mengeluarkan napas dari paru-paruNya dan itu sangat menyakitkan.
Yesus yang disalib, tubuh Yesus dipaksa untuk bergerak keatas dan kebawah sekitar 12 inchi utnuk bernapas. Proses ini menyebabkan sakit yang luar biasa, di campur untuk kesulitan untuk bernapas. Semakin banyak bergerak untuk bernapas, maka semakin terasa menyakitkan.
Gerakan naik turun, posisi badan Yesus untuk bernapas menyebabkan sakit luar biasa di pergelangan tangan dan kakiNya, siku, dan bahu yang sudah terkilir, serta tulang yang sudah hancur karena ditancapkan paku.
Rasa sakit yang luar biasa muncul dari dua saraf median dipergelangan tanganNya, yang hancur terjadi seiring tiap tiap pergelarakan yang dilakukanNya untuk menarik nafas. Disamping tubuh Yesus terus mengeluarkan darah dan keringat, sehingga mengalami dehidrasi akut.
Karena kondisi fisik yang sangat kelelahan, tubuh Yesus mulai kehilangan keseimbangan untuk terus bisa mengalami proses pernafasan hingga akhirnya kadar oksigen dalam darah mengalami penurunan hingga mengalami sesak nafas yang sangat menyakitkan. Karena gerakan pernafasan dibatasi, tingkat karbondioksida darah meningkat membuat detak jantung Yesus berdetak lebih cepat dari sebelumnya, membuat paru-paruNya bekerja lebih cepat dan otomatis membuatNya terengah-engah.
Yesus yang pergelangan tanga dan kakiNya dipaku disalib serta meningkatnya kelelahan ditubuhNya hingga membuat Ia tidak dapat memberikan lebih banyak oksigen ke tubuhNya. Hal ini membuat Yesus tidak bisa bernapas dengan baik, dan perlahan-lahan seperti merasa tercekik sampai mati. Kesulitan bernapas, sirkulasi darah dan oksigen yang terhambat membuat plasma darah berkumpul disekitar jantungNya, karena hal ini jantung Yesus pecah dan benar-benar meledak.
Yesus meninggal setelah enam jam penyiksaan yang merupakan proses kematian paling menyakitkan dan mengerikan yang pernah ada, yang pernah diciptakan oleh manusia setelah mengalami gagal jantung, dehidrasi parah, dan kesulitan bernapas.
Ketika prajurit romawi ingin mempercepat kematian Yesus dengan cara menusuk jantungNya, Yesus telah lebih dulu meregang nyawa dengan penderitaan eksekusi mati yang paling menyakitkan dari yang pernah dibuat oleh manusia.
Meil Gibson sendiri saat memerankan peran Yesus dalam Passion Of Christ, harus memakai pakaian berlapis-lapis, hingga delapan lapis untuk menghindari cambukan sebagaimana Yesus, lalu kemudian satu tulang menancap dipunggungnya dan dia teriak sangat keras karena merasa amat menyakitkan.
Dan kebayang bagaimana yang dialami Yesus dengan cambukan yang terbuat dari tulang yang tajam berulang-ulang menancap dipunggungNya tanpa sehelai kain, menancap dipunggungNya serta merobek dagingNya.
Sekian dan terimakasih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar